Hati ini udah mulai gundah.
Sumpah! Baru kali ini ngerasain.
Hasil keringat yang kita keluarkan di ludahi oleh orang lain.
Sakit, Emang sakit. !!!
Kalau kita sudah gak ada lagi harganya oleh mereka.
Mereka gak tau apa yang kita rasain disini,
mereka hanya bisa menyuruh dan menyuruh.
Hoi, kau yang ada disana!
Meski kami kelaparan setiap hari disini.
Tapi kami tak pernah hiraukan itu,
Kami masih tetap bergerak maju untuk menyelesaikan progress ini.
Tapi apa timbal balik dari kalian.
Kalian seolah-olah menelantarkan kami disini.
Apa salah kami sehingga di perlakukan seperti ini,
Bukankah kalian yang menyuruh kami untuk bekerja di area ini.
Kini kami mulai emosi dengan keadaan kami.
Jangan mentang-mentang kalian orang kaya, jadi kalian yang So Pintar, So berkuasa.
Tahan dulu Bung! Tidak seperti itu juga bung!
Meski kami miskin tapi kami tidak kikir.
Sabtu, 25 Februari 2012
Jumat, 24 Februari 2012
Ingin Aku seperi Sang Matahari
Aku iri kepadamu!
mengapa kau masih begitu tegar menghadapi orang-orang yang menghujat pekerjaanmu,
mengapa kau masih begitu setia untuk melakukan pekerjaan ini setiap hari,
mengapa tidak kau musnahkan saja orang-orang yang menghina pekerjaanmu.
Mengapa?
Mengapa?
Mengapa?
Aku sungguh ingin sepertimu wahai Matahari,
yang selalu sabar menghadapi orang-orang yang mencaci maki pekerjaanmu,
yang selalu setia menyinari alam semesta ini setiap hari,
yang selalu ingin menghangatkan alam semesta ini setiap waktu.
Apa jadinya bumi ini bila tanpa terang mu,
apakah tumbuh-tumbuhan ini masih akan tetap hidup?
apakah alam semesta ini masih akan tetap terasa hangat?
apakah bumi ini masih akan terasa indah?
Aku tahu, usiamu sudah mulai tua.
aku tau, sinarmu sudah tak setenang dulu lagi,
aku tau, kau sudah tak tahan lagi.
tapi satu pintaku padamu, jangan kau padam kan apimu.
Inti dari semua ini,
Aku bersyukur karena aku masih bisa merasakan hangatnya sinarmu.
Aku bersyukur karena aku masih bisa melihat mu kemarin, hari ini, dan seterusnya.
Terima kasih Matahari, Tanpamu hari ini dan seterusnya takkan pernah indah.
mengapa kau masih begitu tegar menghadapi orang-orang yang menghujat pekerjaanmu,
mengapa kau masih begitu setia untuk melakukan pekerjaan ini setiap hari,
mengapa tidak kau musnahkan saja orang-orang yang menghina pekerjaanmu.
Mengapa?
Mengapa?
Mengapa?
Aku sungguh ingin sepertimu wahai Matahari,
yang selalu sabar menghadapi orang-orang yang mencaci maki pekerjaanmu,
yang selalu setia menyinari alam semesta ini setiap hari,
yang selalu ingin menghangatkan alam semesta ini setiap waktu.
Apa jadinya bumi ini bila tanpa terang mu,
apakah tumbuh-tumbuhan ini masih akan tetap hidup?
apakah alam semesta ini masih akan tetap terasa hangat?
apakah bumi ini masih akan terasa indah?
Aku tahu, usiamu sudah mulai tua.
aku tau, sinarmu sudah tak setenang dulu lagi,
aku tau, kau sudah tak tahan lagi.
tapi satu pintaku padamu, jangan kau padam kan apimu.
Inti dari semua ini,
Aku bersyukur karena aku masih bisa merasakan hangatnya sinarmu.
Aku bersyukur karena aku masih bisa melihat mu kemarin, hari ini, dan seterusnya.
Terima kasih Matahari, Tanpamu hari ini dan seterusnya takkan pernah indah.
Langganan:
Komentar (Atom)